Sabtu, 10 November 2007

Teknik Mengcrack

Andy: ^_^

Dalam tulisan ini saya coba ketengahkan beberapa teknik yang umumnya digunakan teman-teman untuk melakukan crack ke sistem komputer. Referensi-nya bisa dibaca di

Salah satu referensi menarik lainnya adalah artikel dari Front-line Information Security Team, "Techniques Adopted By 'System Crackers' When Attempting To Break Into Corporate or Sensitive Private Networks," fist@ns2.co.uk & http://www.ns2.co.uk

Lembaga apa saja sebetulnya yang biasanya rentan terhadap serangan cracker ini? Ada cukup banyak sebetulnya mulai dari:

  • institusi finansial & bank
  • Internet service provider (ISP)
  • Perusahaan farmasi
  • Lembaga pemerintah & pertahanan
  • Perusahaan multinasional

Para cracker ini profile-nya seperti apa? Jika kita perhatikan baik-baik maka umumnya mereka adalah pria berusia antara 16-25 tahun. Mereka umumnya melakukan cracking untuk meningkatkan kemampuan cracking mereka atau untuk menggunakan resource yang ada di jaringan untuk keperluan pribadinya. Umumnya mereka ada opportunis yang secara untung-untung menscan sistem untuk melihat lubang dari sistem. Umumnya setelah berhasil memasuki sistem yang dimaksud kemudian mengambil akses administrator (root) dari sistem tersebut; kemudian membuat akses backdoor agar dikemudian hari dapat memasuki sistem tersebut lagi sambil menutup berbagai lubang security yang ada supaya cracker lain tidak bisa memanfaatkan sistem yang dia kuasai ini.

Sebelum memasuki berbagai teknik yang dipakai oleh para cracker untuk menguasai sistem ada baiknya kita melihat secara sepintas saja metoda apa saja yang digunakan oleh berbagai perusahaan ini untuk menyambungkan ke Internet. Secara sederhana umumnya berbagai perusahaan / instansi menyambung ke Internet menggunakan teknik-teknik firewall dan proxy server untuk akses bagi anggota / karyawan / siswanya agar bisa akses bersama melalui satu saluran komunikasi. Adapun hubungan ke Internet umumnya digunakan untuk hosting webserver, servis e-mail agar bisa berhubungan dengan dunia luar dan memberikan akses ke Internet bagi perusahaan / anggota / siswa.

Dalam setup jaringan komputer yang demikian umumnya webserver bukanlah tempat yang cukup menarik untuk di serang jika kita menginginkan akses ke informasi yang ada dalam corporate network. Kalaupun seorang cracker menyerang webserver umumnya digunakan untuk mengubah file yang ada untuk menjatuhkan citra perusahaan / lembaga. Bagi cracker yang berkeinginan untuk memasuki intranet corporate maka serangan akan dilakukan ke server e-mail karena biasanya server e-mail yang mempunyai saluran secara langsung ke dalam intranet untuk bertukar e-mail antara dunia intranet dan dunia internet. Bagi cracker yang cukup canggih maka serangan akan dilakukan pada router menggunakan scanner secara agresif terhadap protokol managemen SNMP yang akhirnya bisa mengubah router yang ada menjadi jembatan mereka memasuki intranet dari internet.

Setelah mengetahui berbagai modus yang ada di atas mari kita bahas sedikit lebih detail tentang cara mereka menyerang. Teknik pertama yang perlu dilakukan oleh para cracker ini adalah teknik ‘cloak’ yang pada dasarnya menyembunyikan diri pada saar menyerang agar administrator jaringan di ujung sebelah sana tidak menyadari bahwa mesin-nya sedang di serang. Teknik ‘cloak’ yang biasanya digunakan oleh para cracker ini adalah:

  • Melakukan bouncing (melompat) dari mesin yang sebelumnya telah di serang melalui program telnet atau remote shell rsh.
  • Melakukan bouncing (melompat) dari mesin yang menjalankan windows melalui software wingate mereka.
  • Melakukan bouncing (melompat) dari server proxy yang salah di konfigurasinya.

Seorang cracker pada saat menyerang harus mengumpulkan banyak informasi tentang jaringan yang akan dia serang. Beberapa teknik yang umumnya digunakan untuk mengumpulkan informasi tersebut biasanya dijalankan di perangkat Unix (bukan windows) yang antara lain adalah:

  • Menggunakan perangkat lunak nslookup dalm memberikan perintah ‘ls .
  • Melihat file HTML di server Web anda untuk mengidentifikasi host lain di intranet anda.
  • Melihat berbagai dokumen yang ada di server file (FTP) anda.
  • Melakukan hubungan ke server mail anda menggunakan perintah ‘telnet host 25’ dan memberikan perintah ‘expn ’.
  • Mem-‘finger’ pengguna yang memiliki account di mesin yang terbuka di internet.

Selanjutnya adalah mengidentifikasi komponen jaringan apa saja yang di set sebagai komponen yang paling di percaya di jaringan intranet perusahaan tersebut. Biasanya mesin yang digunakan administrator atau server biasanya dipercaya sebagai mesin paling aman di jaringan. Untuk melihat mesin mana yang di anggap paling aman di jaringan biasanya para cracker ini start dengan melihat men-cek daftar export dari Network File System (NFS) ke directory /usr/bin, /etc dan /home dimesin mana saja dilakukan operasi NFS tersebut. Jika bisa mengakses webserver maka bisa juga mengeksploitasi kelemahan Common Gateway Internet (CGI) untuk mengakses file /etc/hosts.allow.

Setelah melihat mesin mana yang dianggap paling aman / paling bisa dipercaya di jaringan intranet yang ingin kita serang. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kelemahan mesin-mesin tersebut. Ada beberapa program yang umumnya bersifat public domain & bisa secara mudah + gratisan di ambil di internet yang bisa digunakan untuk melakukan operasi tersebut, beberapa diantara program di Linux untuk keperluan tersebut adalah ADMhack, mscan, nmap & banyak scanner kecil. Biasanya agar administrator mesin tidak mengetahui bahwa kita melakukan scanning tersebut maka program ini di sembunyikan di balik program ‘ps’ atau ‘netstat’. Jika router di institusi / lembaga lawan tersebut ternyata mengaktifkan kemampuan agar bisa dimanage jarak jauh menggunakan protokol SNMP maka cracker yang lebih canggih bisa mengaktifkan teknik scanning SNMP yang bisa menguasai router tersebut.

Beberapa hal yang biasanya di cek pada saat melakukan scanning pada sebuah alat di jaringan komputer antara lain adalah:

  • Scan port TCP dari sebuah mesin.
  • Melihat servis RPC yang dijalankan menggunakan portmapper.
  • Melihat daftar export melalui nfsd.
  • Melihat daftar directory yang di share melalui samba / netbios.
  • Melakukan banyak finger untuk mengidentifikasi account default.
  • Scan kelemahan Common Gateway Interface (CGI).
  • Identifikasi kelemagan berbagai software server yang dijaankan di mesin seperti, sendmail, IMAP, POP3, RPC status & RPC mountd.

Setelah mengetahui kelemahan sistem, cracker tinggal mengambil alih sistem sistem dengan menjalankan program dari jauh untuk mengeksploit kelemahan software daemon server untuk memperoleh akses administrator / root dari mesin anda. Setelah cracker berhasil memperoleh akses ke peralatan yang lemah tadi maka cracker umumnya melakukan operasi pembersihan ‘clean up’ terhadap file log agar tidak terlihat oleh si administrator mesin tentang apa yang dilakukan oleh si cracker. Kemudian cracker akan memasang software / program yang diperlukan untuk membuat ‘backdoor’ agar dikemudian hari dapat mengakses sistem tersebut. Memasang .rhosts file di /usr/bin agar dikemudian hari dapat menjalankan program di mesin yang sudah dikuasai menggunakan perintah rsh & csh dari jauh saja.

Pada titik ini sebetulnya mesin sudah dikuasai tinggal dimanfaatkan saja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh cracker dalam memanfaatkan mesin yang sudah dia kuasai, antara lain:

  • Menjadikan jembatan antara Internet dengan intranet network.
  • Menginstalasi sniffer untuk melihat traffic yang sedang berjalan di LAN Corporate network di situ bisa dilihat berbagai password, nomor kartu kredit kalau tidak dilindungi. Program cpm di http://www.cert.org/ftp/tools/cpm mungkin bisa membantu memperbaiki interface yang dipasangi sniffer ini.
  • Yang paling sial kalau cracker menjalankan perintah ‘rm –rf /&’ karena mesin akan hancur lebur. Anda akan membutuhkan waktu beberapa jam s/d beberapa bulan untuk memperbaikinya kalau anda tidak pernah memback-up setting anda. Hal ini akan sangat berbahaya jika dijalankan di mesin-mesin yang menjalankan operasi ‘mission critical’ misalnya server di perbankan dll.

Kamis, 08 November 2007

Teknik Mengintai Jaringan Lawan

Ndy:

Langkah ke empat (4) terakhir dalam proses footprinting adalah melakukan pengintaian jaringan lawan, dalam bahasa Inggris-nya adalah network reconnaissance. Proses pengintaian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak traceroute (di UNIX / Linux), atau menggunakan tracert (di Windows).

Traceroute merupakan perangkat lunak diagnostik yang pertama kali di kembangkan oleh salah satu sesepuh Internet yaitu Van Jacobson. Dengan mengakali parameter Time To Live (TTL) di paket IP agar setiap router yang dilewati mengirimkan berita ICMP_TIME_EXCEEDED, kita dapat memetakan route yang diambil oleh sebuah paket dalam jaringan Internet.

Sebagai contoh kita akan melihat hasil traceroute ke beberapa mesin yang ada di lingkungan jaringan Telkom, seperti www.telkom.co.id, www.plasa.com, in-mta1.telkom.co.id. Proses traceroute saya lakukan menggunakan sambungan dial-up menggunakan ISP indo.net.id pada kecepatan 19.2Kbps karena kebetulan memang kabel telepon di rumah saya tidak terlalu baik. Mari kita lihat beberapa kesimpulan dari peta yang kita peroleh.

[root@gate onno]# traceroute www.plasa.com

traceroute to www.plasa.com (202.134.0.172), 30 hops max, 38 byte packets

1 Digital-Tc.indo.net.id (202.159.33.29) 187.690 ms 189.692 ms 189.757 ms

2 Subnet-Gateway.indo.net.id (202.159.33.32) 189.820 ms 178.021 ms 179.822 ms

3 Loral-Gateway.indo.net.id (202.159.32.1) 189.840 ms 199.950 ms 182.850 ms 4 202.148.63.65 (202.148.63.65) 216.687 ms * 219.695 ms

5 * * 198.32.204.83 (198.32.204.83) 300.194 ms

6 * s2-4-gw1.gcc.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.241) 490.050 ms 409.613 ms

7 * FE11-0-0.sm2.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.149) 300.095 ms 309.653 ms

8 GigaE5-0.1.emm.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.174) 349.822 ms 299.629 ms *

9 www.plasa.com (202.134.0.136) 400.178 ms 389.508 ms *

Tampaknya www.plasa.com berada di Jakarta, karena memlalui beberapa mesin / router penting Telkom yang ada di Jakarta; mesin gcc, sm2 kemungkinan ada di Semanggi / Sentral telkom di Gatot Subroto – yah itu hanya tebakan dari gaya penamaan mesin Telkom yang kemungkinan mengambil referensi pola penamaan tempat cara abri yang agak kriptik tapi terprediksi Waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan paket & dikembalikan lagi oleh www.plasa.com adalah sekitar 400 mili detik.

[root@gate onno]# traceroute in-mta1.telkom.co.id

traceroute to in-mta1.telkom.co.id (202.134.0.196), 30 hops max, 38 byte packets 1 Digital-Tc.indo.net.id (202.159.33.29) 507.252 ms 489.515 ms 509.857 ms

2 * Subnet-Gateway.indo.net.id (202.159.33.32) 200.130 ms 199.694 ms

3 Loral-Gateway.indo.net.id (202.159.32.1) 199.793 ms 189.703 ms 189.889 ms

4 202.148.63.65 (202.148.63.65) 389.829 ms 269.620 ms *

5 * * *

6 s2-4-gw1.gcc.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.241) 869.655 ms 669.665 ms

559.793 ms

7 FE11-0-0.sm2.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.149) 489.828 ms 419.716 ms *

8 GigaE5-0.1.emm.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.174) 369.912 ms 219.670 ms 219.859 ms

9 in-mta2.plasa.com (202.134.0.196) 339.852 ms 239.796 ms 289.778 ms

Secara tidak sengaja kita bisa melihat ternyata in-mta1.telkom.co.id adalah juga in-mta2.plasa.com, artinya semua mail ke orang telkom dengan hostname telkom.co.id akan bisa di tangkap di in-mta2.plasa.com juga. Ini agak berbahaya sebetulnya untuk sebuah perusahaan seperti Telkom. Tampaknya in-mta2.plasa.com, in-mta1.telkom.co.id & www.plasa.com berada dalam sebuah keluarga jaringan 202.134.0.x. Jika kita mengetahui struktur organisasi Telkom, berarti 202.134.0.x merupakan tempat penyimpanan mesin-mesin yang dikelola oleh Divisi Multimedia yang mengelola plasa.com.

[root@gate onno]# traceroute www.telkom.net.id

traceroute to www.telkom.net.id (202.134.0.12), 30 hops max, 38 byte packets

1 Digital-Tc.indo.net.id (202.159.33.29) 197.334 ms 189.571 ms 189.805 ms

2 Subnet-Gateway.indo.net.id (202.159.33.32) 199.799 ms 189.752 ms 189.969

ms

3 Loral-Gateway.indo.net.id (202.159.32.1) 189.734 ms 199.678 ms 189.795 ms

4 202.148.63.65 (202.148.63.65) 249.844 ms 316.807 ms 289.855 ms

5 * * *

6 * s2-4-gw1.gcc.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.241) 260.189 ms 299.710 ms

7 * FE11-0-0.sm2.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.149) 320.187 ms 319.636 ms

8 * GigaE5-0.1.emm.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.174) 330.246 ms *

9 game.plasa.com (202.134.0.12) 460.078 ms * 420.131 ms

Ah semakin yakin saja kita, dari hasil traceroute www.telkom.net.id terlihat sekali bahwa ternyata www.telkom.net.id ternyata identik dengan game.plasa.com. Jelas bahwa semua keluarga besar plasa.com & telkom.net.id adalah servis TelkomNet yang merupakan bagian dari servis Divisi Multimedia PT. Telkom; termasuk tentunya TelkomNet Instant yang sering menjadi bulan-bulan ISP Indonesia yang lain yang menunjukan ketidak adilan (ketidak fairan) Telkom dalam memberikan servis di Indonesia.

Menarik untuk di simak ternyata Divisi Multimedia memegang keluarga IP 202.134.0.x sangat predictable sekali karena logikanya 202.134.x.x kemungkinan besar adalah keluarga IP-nya PT. Telkom, dan nomor terkecil (0) di ambil oleh penyelenggara / operator-nya, yaitu Divisi Multimedia. Dari hasil traceroute juga terlihat bahwa jaringan backbone / router utama Telkom tampaknya menggunakan keluarga IP 202.134.3.x.

Selanjutnya kita mencoba melihat bagaimana dengan kantor pusat PT. Telkom Indonesia di Bandung. Mari kita lihat hasil traceroute ke www.telkom.co.id yang tampaknya berada di kantor pusat PT. Telkom di Bandung.

[root@gate onno]# traceroute www.telkom.co.id

traceroute to www.telkom.co.id (202.134.2.15), 30 hops max, 38 byte packets

1 Digital-Tc.indo.net.id (202.159.33.29) 341.254 ms 189.285 ms 189.863 ms

2 Subnet-Gateway.indo.net.id (202.159.33.32) 389.814 ms 539.738 ms 339.843 ms

3 Loral-Gateway.indo.net.id (202.159.32.1) 379.842 ms 189.737 ms 629.806 ms

4 * * *

5 198.32.204.83 (198.32.204.83) 520.177 ms 529.823 ms 489.612 ms

6 * * s2-4-gw1.gcc.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.241) 490.196 ms

7 * FE11-0-0.sm2.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.149) 720.213 ms *

8 * * *

9 * * fe-sm2.jakarta.telkom.net.id (202.134.3.179) 599.379 ms

10 s0-lembong.bandung.telkom.net.id (202.134.3.38) 719.669 ms 659.553 ms S4.lbg.bandung.telkom.net.id (202.134.3.50) 529.925 ms

11 192.168.16.250 (192.168.16.250) 765.193 ms 859.890 ms *

12 202.134.2.15 (202.134.2.15) 1070.083 ms 769.732 ms *

Dari hasil traceroute ke www.telkom.co.id ada yang menggelitik hati saya, ternyata ada router di IntraNet Telkom menggunakan IP 192.168.16.250 yang tampak ke jaringan public. Ini terus terang, agak menyalahi pakem untuk mendisain jaringan yang baik. Router yan menjadi firewall ke jaringan IntraNet telkom tampaknya ber-alamat IP 202.134.3.50.

Biasanya jaringan IntraNet 192.168.x.x & 10.x.x.x, harusnya tertutup untuk dilihat oleh publik. Jika perancang jaringan tersebut secara benar merancang jaringannya akan sangat sulit melakukan penetrasi jaringan menggunakan traceroute. Salah satu cara untuk melakukan traceroute menembus IntraNet, adalah dengan melakukan traceroute pada port tertentu, misalnya port 53 yang merupakan port Domain Name System (DNS) menggunakan perintah:

# traceroute –s –P53 IP_mesin_tujuan_dibalik_firewall

Bagi para administrator jaringan, tentunya akan sangat menyakitkan jika mengetahui bahwa jaringan-nya di intai oleh para hacker menggunakan traceroute. Ada beberapa software yang dapat digunakan untuk menipu / membatasi proses pengintaian tersebut, seperti snort (http://www.snort.org) yang merupakan software untuk melakukan Network Intrusion Detection System (NIDS). Kalau mau lebih jail lagi mungkin bisa menggunakan RotoRouter (http://packetstorm.securify.com/linux/trinux/src/rr-1.0.tgz) yang dapat mengirimkan responds palsu terhadap program yang melakukan tracreroute. Selain itu, anda juga dapat membatasi router-router yang ada di luar jaringan untuk membatasi traffik ICMP & UDP ke sistem yang spesifik, yang akhirnya akan mengurangi keterbukaan jaringan anda ke luar.